Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Sex Suster 2016 “Cerita Dewasa Terpuaskan Dengan 2 Bidan“ Cerita Sex Salon++ 2016, Cerita Dewasa ABG, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Butuhsex kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria yang sedang dirawat di Rumah sakit. Pada saat itu kebetulan sekali Pria itu mendapat perawat yang sangat cantik sekali. Karena kata dokter pria itu tidak boleh capek, maka perawat itu memandikan pria itu dan pada akhirnya terjadi hubungan sex di ruangan itu. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Cerita Dewasa Terpuaskan Dengan 2 Bidan
Awal mula kisah ini berawal dari ketika saya bangun tidur pada pagi hari. Pada waktu itu saya merasakan pusing kepala, tiba-tiba saja suhu badan saya tinggi dan terasa linu-linu di seluruh badan. Sakit ini datang dengan begitu saja, padahal kemarin saya masih bisa menyetir mobil dan tanpa ada rasa apapun. Karena saya merasa sudah tidak kuat lagi, maka pada pukul 17.00 tepatnya, akhirnya saya memutuskan untuk pergi kesalah satu RS ( rumah sakit ) di Jakarta. Sesampainya disana saya langsung meminta cek darah di laboratorium, dan ternyata hasilnya trombosit saya turun. Karena saya tidak mau menanggung resiko, sore itu juga saya meminta kepada dokter untuk rawat inap.
Satu-satunya kamar yg masih tersedia di rumah sakit itu adalah kamar dengan fasilitas ruangan no satu. Memang pada waktu itu sedang musim penyakit demam berdarah, sehingga kamar yg lain sudah terisi penuh dengan pasien yg sebagian besar menderita demam berdarah seperti saya. Ketika itu kamar saya di isi 2 orang, yg satu saya dan satunya lagi seorang pasien laki-laki juga. Karena kami satu ruangan akhirnya sayapun sempat mengobrol dan bertanya pada pasien itu ternyata dia sakit gejala tifus.
Pada akhirnya saya-pun menghabiskan malam itu di rumah sakit. Baru beberapa jam saja di RS saya sudah merasa jenuh sekali, huh. Untung saja, pasien yg satu kamar dengan saya orangnya asik, sehingga kebosananku-pun agak hilang. Tidak terasa kami mengobrol sudah cukup lama juga, ketika saya melihat jam dinding waktu sudah menunjukan pukul 00.00. ketika itu kamipun ditegur oleh seorang Bidan untuk segera beristirahat, sebenarnya tidak usah ditegur-pun saya sudah mengantuk, akhirnya kamipun tertidur karena sudah capek.
Singkat cerita kamipun tertidur pulas, bahkan saking nyenyaknya saya terkejut pada pagi hari saya dibangunkan oleh seorang Bidan. Sungguh pagi itu sungguh pagi yg indah, baru bangun tidur saya sudah melihat Bidan cantik, selain cantik Bidan itu juga memiliki tubuh yg sangat seksi dan semok. Saya kira itu mimpi, eh ternyata nyata.hhe. Saya-pun kemudian mengucek mata saya., dan saya sempat membaca name tag di payudaranya ternyata dia bernama Susi.
Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun, kata Bidan Susi.Nggg dengan sedikit rasa segan akhirnya saya bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.Sekarang sudah tiba saatnya mandi, Mas, kata Bidan Susi lagi.Oh ya. Bidan, saya pinjam handuknya deh. Saya mau mandi di kamar mandi.Lho, kan Mas sementara belum boleh bangun dulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi?Jadi saya yg mandiin.Dimandiin? Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir saya dimandikan waktu saya masih kecil oleh mamsaya.
Setelah menutup tirai putih yg mengelilingi tempat tidurku, Bidan Susi menyiapkan dua buah baskom plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, Bidan yg cantik itu memintsaya gosok gigi terlebih dahulu. Okey, sekarang Mas buka bajunya dan berbaring deh, kata Bidan Susi lagi sambil membantuku melepaskan baju yg kupakai tanpa mengganggu selang infus yg dihubungkan ke pergelangan tanganku. Lalu saya berbaring di tempat tidur. Bidan Susi menggelar selembar handuk di atas pahsaya.
Dengan semacam sarung tangan yg terbuat dari bahan handuk, Bidan Susi mulai menyabuni tubuhku dengan sabun yg kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan aneh menjalari tubuhku saat tangannya yg lembut tengah menyabuni dadsaya. Ketika tangan Bidan Susi mulai turun ke perutku, saya merasakan gerakan di selangkanganku. Astaga! Ternyata batang kejantananku menegang! Saya sudah tsayat saja kalau-kalau Bidan Susi melihat hal ini. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahuinya. Rupanya saya mulai terangsang karena sapuan tangan Bidan Susi yg masih menyabuni perutku. Kemudian saya dimintanya berbalik badan, lalu Bidan Susi mulai menyabuni punggungku, membuat kejantananku semakin mengeras.
Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Bidan Susi mengeringkan tubuhku dengan handuk setelah sebelumnya membersihkan sabun yg menyelimuti tubuhku itu dengan air hangat. Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Saya mau mandiin kaki Mas.Tapi, Bidan saya mencoba membantahnya.Celaka, pikirku.Kalau sampai celansaya dibuka terus Bidan Susi melihat tegangnya batang kejantananku, mau ditaruh di mana wajahku ini.Nggak apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Saya sudah biasa mandiin pasien. Nggak laki-laki, nggak perempuan, semuanya.
Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di selangkanganku, saya melepaskan celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat batang kejantananku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, saya melihat perubahan di wajah Bidan Susi melihat tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Bidan Susi kelihatannya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang kejantananku yg semakin lama semakin parah. Saya menjadi bertambah salah tingkah, sampai Bidan Susi kembali akan menyabuni tubuhku bagian bawah.
Bidan Susi menelusupkan tangannya yg memakai sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yg menutupi selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah perutku dan sekeliling kejantananku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang kejantananku yg langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong tangan Bidan Susi memegang kejantananku cukup kencang. Kulihat senyum penuh arti di wajahnya.
Saya mulai menggerinjal-gerinjal saat Bidan Susi mulai menggesek-gesekkan tangannya yg halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara matsaya membelalak seperti kerasukan setan. Batang kejantananku yg memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Bidan Susi dengan tangannya.
Akibat nafsu yg mulai menggeraygiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Bidan Susi. Seperti mengetahui apa maksudku, Bidan Susi mendekatkan payudaranya ke tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Bidan Susi yg lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, kutaksir hanya 32 B. Tapi memang yg namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetap membangkitkan nafsu birahi siapa saja yg menjamahnya. Sementara itu Bidan Susi dengan tubuh yg sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kejantananku. Sampai akhirnya saya merasakan sudah hampir mencapai klimaks.
Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dalam kejantananku. Tapi dengan sengaja, Bidan Susi menghentikan permainannya. Saya menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yg menjadi tertunda. Namun Bidan Susi malah tersenyum manis. Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu. Tahu-tahu, ditariknya handuk yg menutupi selangkanganku, membuat batang kejantananku yg sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun. Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Bidan Susi.
Mulutnya yg mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kejantananku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Bidan Susi menyedoti kejantananku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kejantananku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan Bidan nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut. Belum puas di situ, Bidan Susi mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kejantananku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi.
Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yg terjadi antara permukaan kejantananku dengan dinding mulut Bidan Susi membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Bidan Susi yg semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali saya mendesah-desah. Namun sekali lagi, Bidan Susi berhenti lagi sambil tersenyum. Saya hanya keheranan, menduga-duga, apa yg akan dilakukannya.
Saya terkejut ketika melihat Bidan Susi sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku. Tetapi seperti sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam krem yg dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yg tidak begitu besar namun membulat mulut dan kencang, membuatku menelan air liur. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Di bawah perutnya yg kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun tubuhnya agak gempal, kulihat liang Vaginanya yg masih sempit dikelilingi bulu-bulu halus yg cukup lebat dan tampak menyegarkan.
Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Bidan Susi naik ke atas tempat tidur dan berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang kejantananku dan membimbingnya ke arah liang Vaginanya. Setelah merasa pas, ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kejantananku amblas sampai pangkal ke dalam liang Vaginanya. Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang kenikmatan Bidan Susi. Tapi seiring dengan cairan bening yg semakin banyak membasahi dinding lubang Vagina tersebut, batang kejantananku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.
Tanganku mulai membuka kancing baju Bidan Susi. Setelah kutanggalkan bra yg dikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yg kecil tapi membulat itu dengan puting susunya yg cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, saya meremas-remas payudaranya yg kenyal. Puting susunya pun tidak ketinggalan kujamah. Bidan Susi menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yg begitu menggiurkan.
Dibarengi dengan gerakan memutar, Bidan Susi menaik-turunkan pantatnya yg ramping itu di atas selangkanganku. Batang kejantananku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang Vaginanya yg berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Batang kejantananku dijepit oleh dinding Vagina Bidan Susi yg terus membiarkan batang kejantananku dengan tempo yg semakin cepat menghujam ke dalamnya. Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yg terjadi. Akhirnya untuk ketiga kalinya saya sudah menuju klimaks sebentar lagi. Saya sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi.
Akan tetapi kali ini, kelihatannya Bidan Susi tidak mau membuatku kecewa. Begitu merasakan kejantananku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kejantananku dari dalam lubang Vaginanya dan pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang Bidan cantik yg begitu buasnya. Dan Crot crot crot beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Bidan Susi dan sebagian melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Bidan Susi menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yg belepotan di sekitar kejantananku sampai bersih.
Tiba-tiba tirai tersibak. Saya dan Bidan Susi menoleh kaget. Bidan Yusi yg tadi memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yg kami lakukan berdua. Namun sebentar kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas apa yg terjadi dan malah menghampiri tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Bidan Susi. Bidan Susi paham apa niat Bidan Yusi. Ia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali.
Bidan Yusi yg berwajah manis, meskipun tidak secantik Bidan Susi, sekarang gantian menjilati seluruh permukaan batang kejantananku. Kemudian, batang kejantananku yg sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang kejantananku yg kelihatan menantang setiap wanita yg melihatnya, menjadi korban lumatan. Kali ini mulut Bidan Yusi yg tidak kalah ganasnya dengan Bidan Susi, mulai menyedot-nyedot kejantananku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.
Merasa puas dengan lahapannya pada kejantananku. Bidan Yusi kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu kancing baju perawat yg dikenakannya, sehingga ia tinggal memakai bra dan celana dalamnya. Saya tidak menygka, Bidan Yusi yg bertubuh ramping itu memiliki payudara yg jauh lebih besar daripada milik Bidan Susi, sekitar 36 ukurannya. Payudara yg sedemikian semoknya itu seakan-akan mau melompat keluar dari dalam bra-nya yg bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan termasuk payudara terbesar yg pernah kulihat, tapi payudara Bidan Yusi itu menurutku termasuk payudara yg paling indah. Menyadari saya yg terus melotot memandangi payudaranya, Bidan Yusi membuka tali pengikat bra-nya.
Benar, payudaranya yg besar menjuntai semok di payudaranya yg putih dan mulus. Rasa-rasanya ingin saya menikmati payudara itu. Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul. Setelah melepas celana dalamnya, seperti yg telah dilakukan oleh Bidan Susi, Bidan Yusi, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kejantananku ke liang Vaginanya yg sedikit lebih lebar dari Bidan Susi namun memiliki bulu-bulu yg tidak begitu lebat. Akhirnya untuk kedua kalinya batang kejantananku tenggelam ke dalam Vagina wanita. Memang, batang kejantananku lebih leluasa memasuki liang Vagina Bidan Yusi daripada Vagina Bidan Susi tadi. Seperti Bidan Susi, Bidan Yusi juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kejantananku sempat mencelat keluar dari dalam liang Vaginanya namun langsung dimasukkannya lagi.
Tidak tahan menganggur, mulut Bidan Susi mulai merambah payudara rekan kerjanya. Lidahnya yg menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Bidan Yusi yg walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi puting susunya sendiri. Saya melihat, Bidan Yusi memejamkan matanya, menikmati senggama yg serasa membawanya terbang ke awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yg datang dari dua arah. Dari bawah, dari Vaginanya yg terus-menerus masih dihujam batang kejantananku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yg juga masih asyik dilumat mulut temannya.
Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yg sedang terbawa nafsu birahi yg amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Ternyata yg masuk adalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yg dideritanya. Setelah menutup tirai, ia menghampiri Bidan Susi dari belakang. Bidan Susi sedikit terhenyak ke depan sewaktu Vaginanya yg dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Bidan Yusi. Kemudian dengan entengnya, sambil terus menyetubuhi Bidan Susi, teman sekamarku itu mengangkat tubuh Bidan semok itu ke luar tirai dan pergi ke tempat tidurnya sendiri.
Sejak saat itu saya tidak mengetahui lagi apa yg terjadi antara dia dengan Bidan Susi. Yg kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yg terengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Bidan Yusi.
Batang kejantananku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang Vagina Bidan Yusi yg semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke atas dan ke bawah. Tidak lama kemudian, kami berdua mengejang.Bidan Saya mau keluar katsaya terengah-engah.Ah Keluarin di dalam saja Mas jawab Bidan Yusi.Akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Bidan Yusi di dalam lubang Vaginanya. Saking lelahnya, Bidan Yusi jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kejantananku masih menancap di dalam lubang Vaginanya.
Kami sama-sama tertawa puas. Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yg tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya. Tepat seminggu kemudian, saya sudah dinyatidakan sembuh dari DBD yg kuderita dan diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang Bidan yg telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadsaya beberapa kali.
Hari ini saya sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah Gatra yg baru saya beli di tukang majalah dekat rumah.Ting tong Bel pintu rumahku dipencet orang.Saya membuka pintu. Astaga! Ternyata yg ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yg selama ini saya idam-idamkan, Bidan Susi dan Bidan Yusi. Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan baju oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yg memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yg meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang.
Sementara Bidan Susi dengan celana jeansnya yg ketat, membuat pantatnya yg semok semakin menggairahkan, di samping Bidan Yusi yg mengenakan rok mini beberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yg putih dan mulus tanpa noda. Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yg tentu saja menjadi pelepas kerinduanku. Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yg akan terjadi kemudian dengan kami bertiga. Selesai.
Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.butuhsex.com.
Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar